Proses Rupa Huruf Bayannur
Bismillah.
Tulisan kali ini kayaknya bahasa informal aja ya, soalnya tulisan ini cukup personal. Mau ceritain sedikit proses membuat rupa huruf Bayannur, yang mana sebuah fon yang terinspirasi dari Kaligrafi Arab dalam Tradisi Tiongkok.
Kalau mau langsung lihat halaman fon pada situs Monoco Type Foundry bisa langsung kesini. Oke, silahkan membaca!
Pada 2019 saya pergi ke Beijing. Ketika tiba dari bandara saya langsung meluncur ke Masjid Niujie untuk sholat dzuhur. Disana saya melihat kaligrafi arab yang berada di mihrab masjid yang saya foto diatas. Saya merasa kaligrafi di mihrab itu mirip seperti Tsuluts namun penulisannya sangat mengalir dan antar hurufnya sangat padat (lebih padat dari Tsuluts yg saya biasa saya temui). Kemudian juga saya sempat pergi ke Masjid Dongzhimen namun sayang nggak sempat masuk karena masjidnya tutup ketika malam. Saya mengira kaligrafi tersebut hanyalah gaya kontemporer di Tiongkok saja, ternyata ada sejarah ribuan tahun dibaliknya.
Awal 2020 saya mulai riset tentang kaligrafi ini setelah menonton video dari Toshi Omagari tentang Sini Script. Kemudian di akhir 2020 saya belajar Kaligrafi Arab dalam Tradisi Tiongkok dan mengenal dasar-dasarnya kemudian saya sempat berhenti dan pada Agustus 2021 saya melanjutkan kembali belajar saya dengan beliau.
Saya mau sedikit menjelaskan bahwasannya menurut yang saya ketahui, istilah yang umum adalah Kaligrafi Arab dalam Tradisi Tiongkok (خط العربي بالأسلوب الصيني) bukan Sini Script. Jadi selanjutnya saya merujuk kepada istilah itu.
Menggambar Rupa Huruf Bayannur
Awalnya proyek ini saya beri nama Huihui, sebutan lama untuk Muslim di Tiongkok pada masa dinasti Yuan. Namun saya ubah menjadi Bayannur. Alasannya karena menurut saya Huihui berkesan terlalu Tiongkok dan saya pikir orang akan mengharapkan terdapat aksara Hanzi juga. Akhirnya saya putuskan menggunakan nama Bayannur karena namanya terdengar umum dan ada kesan arab namun memiliki kaitan juga dengan Tiongkok yaitu nama sebuah kota di Provinsi Inner Mongolia.
Saya mulai mencoba belajar menulis Kaligrafi Arab dalam Tradisi Tiongkok agar memahami bentuk dan penulisan hurufnya. Saat itu saya sudah belajar Kaligrafi tersebut dan saya sudah paham sedikit mengenai dasar alat, bahan, dan prinsip kaligrafinya. Namun saya tetap kesulitan membuat qalam (pena) sendiri karena itu di awal belajar, hasil kaligrafi saya kurang bagus.
Saya juga mulai eksplorasi di media digital karena frustasi gak bisa buat qalam sendiri, mencoba menggambar menggunakan brush blackletter sampai membuat brush sendiri yang menyerupai tekstur Kaligrafi Arab dalam Tradisi Tiongkok.
Kemudian saya mulai eksplorasi di software Glyph untuk menggambar huruf dari Bayannur. Saya membuat beberapa draf awal sebelum akhirnya bisa menjadi sebuah fon.
Karena merasa belum puas dengan draf pertama yang menurut saya terlalu mengimitasi kaligrafi dan kurang cocok untuk media digital, akhirnya saya coba membuat draf kedua. Sebenernya ini mencoba sambil belajar karena ini pertama kalinya membuat rupa huruf arab haha.
Ketika selesai membuat draf kedua saya merasa sudah cukup puas dengan perkembangannya kemudian saya mulai meninggalkan projek ini dan membiarkannya di dalam folder selama beberapa waktu dan kembali melanjutkan projek ini setelah Ramadhan tahun 2021. Saat itu saya baru mulai memikirkan mengenai konsep dan fitur rupa huruf ini. Fokus saya ingin membuat rupa huruf tampilan yang berkarakteristik Kaligrafi Arab Tiongkok namun mencakup penulisan aksara Uyghur yaitu Latin, Cyrillic, dan Arab namun cocok untuk digunakan secara umum juga.
Kemudian saya mulai merapihkan bentuk glyphs arab yang sebelumnya menjadi lebih cocok untuk konsep tersebut.
Setelah puas dengan aksara arab, saya mulai membuat glyphs latin dan cyrillic dengan gaya reversed contrast karena saya rasa cocok dengan karakter bentuk glyphs arab Kaligrafi Arab dalam Tradisi Tiongkok yang dibuat menggunakan qalam yang pipih dan rata.
Selain huruf abjad, Bayannur juga terdapat simbol arab seperti beberapa variasi Basmalah dan 99 Asmaul Husna. Saya mulai membuat sketsa manualnya menggunakan qalam dan merapihkannya di Glyphsapp.
Fon Bayannur sendiri bisa didapatkan di situs Monoco Type Foundry di alamat ini https://monocotypefoundry.com/fonts/bayannur.
Sebagai penutup, Alhamdulillah saya merasa senang bisa membuat rupa huruf Bayannur. Ini adalah bentuk apresiasi saya kepada seni Kaligrafi Arab dalam Tradisi Tiongkok yang menurut saya cukup underrated dan hanya eksklusif di Tiongkok saja.
Saya sadar hasil fon Bayannur memang belum versi terbaiknya. Apabila ada masukan mengenai kesalahan atau ingin penambahan fitur boleh kirim pesan ke abc@monocotypefoundry.com dan saya akan dengan senang hati apabila bisa membuat fon ini menjadi lebih baik.
Terima Kasih sudah membaca!
Wallahu A’lam.
4 October 2021 / Safar 27, 1443 H
Abdurrahman Hanif @abdrhnf | Jakarta, Indonesia